Translate

Sabtu, 21 September 2013

UPGRAD KURIKULUM 2013



Oleh : Muslimin, S.ThI., M.PdI.

Apa yang disebut kurikulum? Kurikulum ialah program untuk mencapai tujuan.
Tujuan orang  belajar agama (PAI dan Budi Pekerti) agar dapat menjadikan hamba Allah yang beriman dan beramal saleh. Seseorang dikatakan beriman bila ucapan, perbuatan, dan hatinya seirama, ketiga-tiganya tidak dapat dipisahkan, umpama seseorang mengaku beriman kepada kitab-kitab Allah, baik secara lisan maupun kemantapan didalam hati, tetapi siang dan malamnya tanpa dilalui dengan bacaan Al-Quran!? Seseorang yang sudah membaca Al-Quran tidak hanya berhenti sampai pada bacaan saja, tetapi perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, penerapan dalam kehidupan sehari-hari itulah yang disebut amal saleh.
Tujuan belajar Seni Budaya dan Prakarya (SBK) adalah memahami keindahan-keindahan dan interpreneuorship, sehingga anak memahami tentang keindahan dan mampu berdiri diatas kaki sendiri, karena sudah terlalu banyak pengemis dijalanan dan pengemis dikantoran, menurut Bang Iwan “tikus-tikus kantor” yang kita saksikan disetiap sudut lampu merah, perumahan, masjid-masjid, dan di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Khusus untuk di KPK itu banyak pengemis kantoran. Maka sudah saatnya kita tidak berlebihan memanjakan anak, karena nanti mereka berpikir dan berbuat instan.
Tujuan belajar Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan (Penjasorkes) siswa dapat memahami akan kepentingan hidup sehat, hidup sehat secara jasmani tidak akan didapati tanpa olah raga. Olahragawan yang baik adalah olahragawan yang juga memahami nilai-nilai yang ada dalam gerakan olah raga. Jangan sampai anak bermain futsal hanya tahu berapa skor yang telah digolkan, bukan nilai-nilai sportivitas, kebersamaan, mental juara dan lain-lain, padahal disamping skor gol, nilai-nilai tersebut tidak kalah penting.
Tujuan belajar Tematik Integratif adalah untuk memberikan pemahaman kepada anak dengan lengkap tidak persial, alias berdiri sendiri. Seperti tema “Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri” Sebagai contoh; biasanya selalu ada saja siswa itu izin keluar ke Toilet, Pak! Permisi mau pipis. Ya, silahkan jangan lupa pakai alas kaki ya nak! Izin pipis ke Toilet itu bisa menjadi materi bahan ajar. Coba nak tadi pipiskan, ada berapa ruang toiletnya? Ini masuk kajian matematika. Tadi pipisnya disiram tidak nak!? Siram pak, bagus…coba kalau orang pipis tidak disiram banyak tidak kumannya? Nah…ini masuk dalam kajian IPA. Anak-anak tau tidak manfaatnya kalau pipis toiletnya harus di siram? Apa coba? Agar bersih pak! Nah..bersih itu masuk dalam kajian IPS. Materi ini bisa kita kembangkan dan pareasikan dengan nilai-nilai positif lainnya.
Mau tau tidak kenapa Kurikulum 2013 muncul?
ü Karena selama ini para guru hanya mampu “copy pasti”, sudah bukan copy paste lagi. Kurikulum 2013 tidak menciftakan guru administratif, tetapi guru kreatif.
ü Penilaian hanya lebih pada penilaian kognitif untuk pelajaran agama, Olah raga hanya penilaian psikomotor, SBK hanya penilaian produk, semua pelajaran lemah pada penilaian afektif, dan kurikulum 2013 mulai dari ranah afekti, baru ranah kognitif dan psikomor. Dalam bahasa agama anak dijadikan benar dulu baru cerdas dan kuat.
ü Supervisi hanya dilakukan oleh supervisor pada benda mati [perangkat pembelajaran] saja bukan pada peningkatan potensi dan wawasan guru. Lebih parah lagi kalau supervisor hanya ingin mendapatkan tanda tangan sebagai bukti kalau ia telah melakukan supervisi. Inilah sekelumit dasar munculnya kurikulum 2013.
Prinsip kurikulum 2013 perlu mendapat dukungan, walaupun banyak yang pro dan kontra, wajar karena dinamika, tetapi perlu dibarangi oleh niat baik, bukan niat proyek. Dan yang terpenting jangan sampai anak-anak hanya menjadi tumbal dari ke-egoisan para pemangku jabatan.
Saran mendesak untuk perbaikan kurikulum 2013, Karena pusat pendidikan ada pada guru, maka berikan kesempatan dan anggaran yang luas dan besar untuk meningkatkan potensi dan kompotensi guru. Sehingga 20 tahun kedepan Indonesia betul-betul menjadi Negara yang bermartabat, adil, damai, dan sejahterah.
Ingat tulisan ini baru mengulas satu pertanyaan, temukan pertanyaa-pertanyaan lainnya pada edisi majalah SDI Az-Zahrah berikutnya. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar