GENERASI ISLAMI, YA SEKOLAH ISLAM!
Oleh:
Muslimin, S.ThI., M.PdI
Al-Quran merupakan firman Allah yang selanjutnya
dijadikan pedoman hidup (way of life) kaum muslimin yang tidak ada lagi
keraguan didalamnya. Didalamnya terkandung ajaran-ajaran pokok (prinsip dasar)
menyangkut segala aspek kehidupan manusia yang selanjutnya dapat dikembangkan
sesuai dengan nalar masing-masing bangsa dan kapanpun masanya serta hadir
secara fungsional memecahkan problem kemanusiaan. Salah satu permasalah yang
tidak sepi dari perbincangan umat adalah masalah pendidikan. Begitupun dengan
Al-Hadis yang berfungsi sebagai bayan ta’kid dan bayan tafsir.
Yang pertama sekedar menggaris bawahi, sementara yang kedua menjelaskan,
merincikan, dan bahkan membatasi pengertian lahir dari ayat-ayat Al-Quran.
Keduanya harus dijadikan rujukan bagi setiap
problematika, termasuk didalamnya pendidikan. sesuai dengan hadis Rasul:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ
تُضِلَّوا مَا تَمْسَكْتُمْ بِهُمَا كِتاَبَ اللهِ وَسُنَّةِ نَبِيْهِ صَلىّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّم
ِMaksudnya:
Rosul telah wanti-wanti kepada kaum Muslimin, jika mereka tidak hendak
tersesat, untuk berpegang hanya kepada Al-Kitab dan As-Sunnah.
Jama’ah solat jumat rahimakumullah
Pendidikan merupakan hal yang sangat strategis
dalam membangun sebuah peradaban, Bahkan, ayat pertama yang diturunkan oleh
Allah SWT. sangat berhubungan dengan pendidikan. Proses dakwah Rasulullah-pun
dalam menyebarkan Islam dan membangun peradaban tidak lepas dari pendidikan
Rasul terhadap para sahabat. Dimulai dari sebuah rumah kecil “Darul Arqom”
sampai membentang ke seberang benua. Diawali beberapa sahabat sampai tersebar
ke jutaan umat manusia di penjuru dunia. Sebuah proses yang pernah menorehkan
sejarah peradaban yang membanggakan bagi umat Islam, Madinah Al Munawwarah.
Sejarahpun mencatat banyak Negara yang memperkokoh
bangsanya dan bangkit dari keterpurukan dengan upaya membangun pendidikan. Wajar, melalui pendidikanlah lahir sebuah generasi yang diharapkan mampu membangun
peradaban tersebut. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa kemajuan pendidikan akan
menjadi salah satu pengaruh kuat terhadap kemajuan peradaban. Kesemuanya itu ada pada anak-anak kita sebagai
generani bangsa. Namun, apa yang terjadi pada saat ini? anak-anak kita telah
mulai melupakan al-Quran dan al-Hadis. Ini merupakan bukti akhir zaman, dimana
orang sudah tidak berpegang teguh lagi kepada keduanya.
Anak-anak saat ini diajarkan sangat konsumtif,
instan, dan trend. Sehingga pengaruh-pengaruh pola hidup tersebut menjadikan anak
kita tidak begitu memperhatikan lagi nilai-nilai islam yang telah diajarkan.
Mereka lebih suka berpakaian seksi, berhias dengan minor, melakukan perjalanan
tanpa tujuan yang jelas, alias hura-hura, dan melakukan pergaulan bebas (berkhalwat).
Sehingga pengaruhnya dalam kehidupan mereka muncul ketidak jujuran,
kesemrawutan, Adab dalam pergaulan sudah
tidak penting, sehingga akhir dari tragedi tersebut, survey membuktikan, sesuai
dengan hasil penelitian Komisi Nasional Perlindungan anak, menurut survey
mereka ternyata 93,7 persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman, 21,2
persen remaja SMP mengaku pernah aborsi, dan 97 persen remaja SMP dan SMA
pernah melihat film porno. Bahkan yang
lebih menyedihkan lagi anak-anak SD juga tidak ketinggalan. Kalau demikian
bagaimana anak-anak kita setelah kita tiada (mati)?, tanyakan kepada dirikita
masing-masing sebagai orang tua yang telah diamanatkan untuk mendidik mereka
agar menjadi generasi yang beramal soleh dan pada ahirnya mati dengan husnul
khatimah. Ingatlah wahai hamba Allah, hanya anak solehlah yang dapat
mendoakan orang tuanya setelah tiada. Akankah kita sia-siakan asset dan
deposito kita yang dapat kita ambil secara online melalui cart yang berlabel
anak soleh.
Jama’ah solat jumat rahimakumullah
Menurut Muhammad Abdul Qadir, ketidak mampuan
lembaga-lembaga seperti keluarga, masjid, dan lingkungan pendidikan keagamaan maka
tanggung jqwabnya diserahkan kepada sekolah. sebab sekolah dapat melaksanakna
pendidikan secara massal dan telah dipercaya masyarakat untuk melaksanankan pendidikan
dan generasi qurani.
Generasi muda
berperan sebagai manusia, ia adalah makhluk yang
unik. Berkat daya psikis cipta, rasa dan karsanya, manusia tahu bahwa ia
mengetahui dan juga ia tahu bahwa ia dalam keadaan tidak mengetahui. Manusia
mengenal dunia disekelilingnya dan lebih daripada itu, mengenal dirinya
sendiri. Dengan daya fisikisnya mampu menghadapi persoalan kehidupan horizontal
maupun vertikal. Dengan potensi akal, dapat mengatasi persoalan kehidupan
secara matematis menurut asas penalaran deduktit dan induktif. Dengan potensi
rasa, mengatasi persoalan dengan estetik menurut asas perimbangan. Dengan rasa
karsa mengatasi persoalan melalui pendekatan perilaku menurut asas etika.
Dengan asas inilah manusia dapat menemukan kebenaran, keindahan dan kebaikan
untuk dapat berkehidupan yang saleh dan bijaksana. Dari ketiga asas tersebut,
manusia melakukan proses pendidikan. Proses ini berlansung dari adanya manusia
sampai tiada, bahkan sejak awal penciptaan manusia pertama (Nabi Adam as.)
telah mendapatkan proses tersebut seperti pada Q.S. (al-Baqarah; 30-31).
Artinya “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui." “dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang
benar orang-orang yang benar!”.
Jama’ah solat jumat rahimakumullah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut kearah yang
manusiawi. Sebab manusia dapat menjadi manusia karena pendidikan. Melalui
sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti
bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia
dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran
Tuhan baik yang tersirat (kauniyyah)
ataupu dengan jelas tersurat (qauliyyah/al-Quran) dalam
lingkungan sehari-hari.
Pendidikan merupakan factor utama
dalam pembentukan pribadi manusia dan pendidikan juga dapat menentukan baik
buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Jadi
jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang
sebenarnya. Telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap
anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan
kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
kemampuan dasar yang dimiliki oleh anak, baik jasmaniah maupun rohaniah, tidak
secara otomatis bertumbuh dan berkembang, tetapi membutuhkan adanya bimbingan,
pengarahan dan pendidikan. Maka sudah semestinya pendidik dan lembaga
pendidikan berperan penting terhadap penyesuaian diri bagi anak didiknya, sesuai
dengan tujuan pokok pendidikan menurut Abdurrahman yakni tujuan jasmaniah (ahdaf
al-ismiyyah), tujuan ruhaniah ( ahdaf al-ruhiyyah) dan tujuan mental
(ahdaf al-‘aqliyyah). Sehingga dengan pendidikan, bimbingan, arahan
tercapai kehidupan yang harmonis dan seimbang bagi anak-anak kita antara
duniawi dan ukhrawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar