Translate

Jumat, 22 Maret 2013

Generasi Islam ya Sekolah Islam


GENERASI ISLAMI, YA SEKOLAH ISLAM!
Oleh: Muslimin, S.ThI., M.PdI

Al-Quran merupakan firman Allah yang selanjutnya dijadikan pedoman hidup (way of life) kaum muslimin yang tidak ada lagi keraguan didalamnya. Didalamnya terkandung ajaran-ajaran pokok (prinsip dasar) menyangkut segala aspek kehidupan manusia yang selanjutnya dapat dikembangkan sesuai dengan nalar masing-masing bangsa dan kapanpun masanya serta hadir secara fungsional memecahkan problem kemanusiaan. Salah satu permasalah yang tidak sepi dari perbincangan umat adalah masalah pendidikan. Begitupun dengan Al-Hadis yang berfungsi sebagai bayan ta’kid dan bayan tafsir. Yang pertama sekedar menggaris bawahi, sementara yang kedua menjelaskan, merincikan, dan bahkan membatasi pengertian lahir dari ayat-ayat Al-Quran.
Keduanya harus dijadikan rujukan bagi setiap problematika, termasuk didalamnya pendidikan. sesuai dengan hadis Rasul:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تُضِلَّوا مَا تَمْسَكْتُمْ بِهُمَا كِتاَبَ اللهِ وَسُنَّةِ نَبِيْهِ صَلىّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّم

ِMaksudnya: Rosul telah wanti-wanti kepada kaum Muslimin, jika mereka tidak hendak tersesat, untuk berpegang hanya kepada Al-Kitab dan As-Sunnah.

Jama’ah solat jumat rahimakumullah
Pendidikan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun sebuah peradaban, Bahkan, ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT. sangat berhubungan dengan pendidikan. Proses dakwah Rasulullah-pun dalam menyebarkan Islam dan membangun peradaban tidak lepas dari pendidikan Rasul terhadap para sahabat. Dimulai dari sebuah rumah kecil “Darul Arqom” sampai membentang ke seberang benua. Diawali beberapa sahabat sampai tersebar ke jutaan umat manusia di penjuru dunia. Sebuah proses yang pernah menorehkan sejarah peradaban yang membanggakan bagi umat Islam, Madinah Al Munawwarah.
Sejarahpun mencatat banyak Negara yang memperkokoh bangsanya dan bangkit dari keterpurukan dengan upaya membangun pendidikan. Wajar, melalui pendidikanlah lahir sebuah generasi yang diharapkan mampu membangun peradaban tersebut. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa kemajuan pendidikan akan menjadi salah satu pengaruh kuat terhadap kemajuan peradaban. Kesemuanya itu ada pada anak-anak kita sebagai generani bangsa. Namun, apa yang terjadi pada saat ini? anak-anak kita telah mulai melupakan al-Quran dan al-Hadis. Ini merupakan bukti akhir zaman, dimana orang sudah tidak berpegang teguh lagi kepada keduanya.
Anak-anak saat ini diajarkan sangat konsumtif, instan, dan trend. Sehingga pengaruh-pengaruh pola hidup tersebut menjadikan anak kita tidak begitu memperhatikan lagi nilai-nilai islam yang telah diajarkan. Mereka lebih suka berpakaian seksi, berhias dengan minor, melakukan perjalanan tanpa tujuan yang jelas, alias hura-hura, dan melakukan pergaulan bebas (berkhalwat). Sehingga pengaruhnya dalam kehidupan mereka muncul ketidak jujuran, kesemrawutan, Adab dalam pergaulan  sudah tidak penting, sehingga akhir dari tragedi tersebut, survey membuktikan, sesuai dengan hasil penelitian Komisi Nasional Perlindungan anak, menurut survey mereka ternyata 93,7 persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman, 21,2 persen remaja SMP mengaku pernah aborsi, dan 97 persen remaja SMP dan SMA pernah melihat film porno.  Bahkan yang lebih menyedihkan lagi anak-anak SD juga tidak ketinggalan. Kalau demikian bagaimana anak-anak kita setelah kita tiada (mati)?, tanyakan kepada dirikita masing-masing sebagai orang tua yang telah diamanatkan untuk mendidik mereka agar menjadi generasi yang beramal soleh dan pada ahirnya mati dengan husnul khatimah. Ingatlah wahai hamba Allah, hanya anak solehlah yang dapat mendoakan orang tuanya setelah tiada. Akankah kita sia-siakan asset dan deposito kita yang dapat kita ambil secara online melalui cart yang berlabel anak soleh.

Jama’ah solat jumat rahimakumullah
Menurut Muhammad Abdul Qadir, ketidak mampuan lembaga-lembaga seperti keluarga, masjid, dan lingkungan pendidikan keagamaan maka tanggung jqwabnya diserahkan kepada sekolah. sebab sekolah dapat melaksanakna pendidikan secara massal dan telah dipercaya masyarakat untuk melaksanankan pendidikan dan generasi qurani.
Generasi muda berperan sebagai manusia, ia adalah makhluk yang unik. Berkat daya psikis cipta, rasa dan karsanya, manusia tahu bahwa ia mengetahui dan juga ia tahu bahwa ia dalam keadaan tidak mengetahui. Manusia mengenal dunia disekelilingnya dan lebih daripada itu, mengenal dirinya sendiri. Dengan daya fisikisnya mampu menghadapi persoalan kehidupan horizontal maupun vertikal. Dengan potensi akal, dapat mengatasi persoalan kehidupan secara matematis menurut asas penalaran deduktit dan induktif. Dengan potensi rasa, mengatasi persoalan dengan estetik menurut asas perimbangan. Dengan rasa karsa mengatasi persoalan melalui pendekatan perilaku menurut asas etika. Dengan asas inilah manusia dapat menemukan kebenaran, keindahan dan kebaikan untuk dapat berkehidupan yang saleh dan bijaksana. Dari ketiga asas tersebut, manusia melakukan proses pendidikan. Proses ini berlansung dari adanya manusia sampai tiada, bahkan sejak awal penciptaan manusia pertama (Nabi Adam as.) telah mendapatkan proses tersebut seperti pada Q.S. (al-Baqarah; 30-31).
  
Artinya “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." “dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”.

Jama’ah solat jumat rahimakumullah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut kearah yang manusiawi. Sebab manusia dapat menjadi manusia karena pendidikan. Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran Tuhan baik yang tersirat (kauniyyah)  ataupu dengan jelas tersurat (qauliyyah/al-Quran) dalam lingkungan sehari-hari.
 Pendidikan merupakan factor utama dalam pembentukan pribadi manusia dan pendidikan juga dapat menentukan baik buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kemampuan dasar yang dimiliki oleh anak, baik jasmaniah maupun rohaniah, tidak secara otomatis bertumbuh dan berkembang, tetapi membutuhkan adanya bimbingan, pengarahan dan pendidikan. Maka sudah semestinya pendidik dan lembaga pendidikan berperan penting terhadap penyesuaian diri bagi anak didiknya, sesuai dengan tujuan pokok pendidikan menurut Abdurrahman yakni tujuan jasmaniah (ahdaf al-ismiyyah), tujuan ruhaniah ( ahdaf al-ruhiyyah) dan tujuan mental (ahdaf al-‘aqliyyah). Sehingga dengan pendidikan, bimbingan, arahan tercapai kehidupan yang harmonis dan seimbang bagi anak-anak kita antara duniawi dan ukhrawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar