Translate

Sabtu, 21 September 2013

Surat Al Kausar Kajian Pertama Semester Ganjil UPGRI



Q.S. Al-Kautsar [Ayat ; 1-3]
  ASBABUN NUZUL :
Al kautsar berarti kebajikan yang banyak. Kata alkautsar berasal dari kata katsiir yang digunakan untuk menunjukkan pada sesuatu yang kuantitas atau kualitas tinggi. Kata al kautsar hanya disebut sekali dalam al Qur’an, yaitu dalam surat Al Kautsar/108:1. Al kautsar sekaligus menjadi nama dari surat yang ke 108 ini, namun ada juga yang memberi nama surat ini dengan surat an Nahr.
Ketika Al-Qasim, putra Rasulullah SAW, wafat dalam usia masih kecil, terdengarlah berita duka itu oleh beberapa tokoh musyrikin, diantara mereka adalah Abu Lahab dan Ash bin Wail. Mereka kegirangan dengan berita itu, mereka mengejek Rasulullah SAW dengan mengatakan bahwa beliau tidak lagi memiliki anak laki-laki yang dapat melanjutkan generasi keluarga beliau, sementara orang Arab pada masa itu merasa bangga bila memiliki anak laki-laki untuk melanjutkan garis keturunan mereka. Untuk menjawab ejekan Abu Lahab dan Ash bin Wail itu, Allah menurunkan surat Al-Kautsar yang ayat pertamanya berbunyi: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.”
Riwayat oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as Suddi. Ketika putera Rasulullah saw (Al Qasim) meninggal, al ’Ashi bin Wail berkata bahwa Muhammad telah terputus keturunannya, maka turunlah surat al Kautsar/108: 3 (Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah orang yang terputus). Riwayat yang senada dikatakan bahwa ’Uqbah bin Abi Mua’ith berkata,’Tidak seorang anak laki-lakipun yang hidup bagi Nabi saw, sehingga keturunannya terputus’. Ayat ini (Surat al Kautsar/108:3) turun sebagai bantahan terhadap ucapan itu (Riwayat Ibn jarir). (Lihat tafsir Al-jalalain halama. 2792) atau riwayat dari Ibn Munzir berikut :
وأخرج ابن المنذر عن ابن جريج قال: بلغني أن إبراهيم ولد النبي صلّى اللَّه عليه وسلّم لما مات، قالت قريش: أصبح محمدا بترا، فغاظه ذلك، فنزلت: إِنَّا أَعْطَيْناكَ الْكَوْثَرَ تعزية له.والخلاصة: كان سبب نزول هذه السورة هو استضعاف النبي صلّى اللَّه عليه وسلّم، واستصغار أتباعه، والشماتة بموت أولاده الذكور، ابنه القاسم بمكة، وإبراهيم بالمدينة، والفرح بوقوع شدة أو محنة بالمؤمنين، فنزلت هذه السورة إعلاما بأن الرسول صلّى اللَّه عليه وسلّم قوي منتصر، وأتباعه هم الغالبون، وأن موت أبناء الرسول صلّى اللَّه عليه وسلّم لا يضعف من شأنه، وأن مبغضيه هم المنقطعون الذين لن يبقى لهم ذكر وسمعة، البعيدون عن كل خير.
وقال ابن جبير : نزلت هذه الآية يوم الحديبية وقت صلح قريش قيل لمحمد صلى الله عليه وسلم : صل وانحر الهدي ، وعلى هذا تكون الآية من المدني تفسير ابن عطية. مكتبة شاملة.

“Telah sampai kepada ku bahwa brahim putra Nabi Muhammad Saw pada saat meninggal dunia orang-orang Qurais berkata: Muhammad telah putus [al-abtar] keturunannya atau terputus dari pertolongan Allah, hal itu membuat nabi benci/sedih, maka turunlah ayat ini sebagai penghibur baginya.Kesimpulan asbabun nuzul ayat ini, pada saat nabi mengalami pelemahan( di anggap lemah oleh orang qurais) dan perendahan pengikutnya serta celaan dengan sebab meninggalnya putra beliau Ibn qosim di mekah dan Ibrahim di madinah, serta Gembiranya orang-orang Qurais dengan situasi yang menghawatirkan terhadap kaum Mu’min. Maka turunlah ayat ini sebagai pengumuman bahwa Rasulullah saw itu Makhluq kuat dan akan mendapat pertolongan, serta menginformasikan bahwa pengikut beliau ini adalah yang akan menang. Juga menunjukan bahwa kewafatan putra-putra beliau tidaklah melemahkan posisinya, serta menegaskan bahwa mereka yang membenci Nabi sesungghuhnya merekalah yang terputus dan mereka tidak akan memiliki sejarah yang baik dan jauh dari setiap kebaikan”

KATA KUNCI AYAT :

A’tha memberi milik pribadi.
Katsir banyak baik secara kualitas dan kuantitasà kaisar = raja.
Inhar menyembelih binatang (qurban dan aqiqah).
Abtar terputus keturunannya.

1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.

 
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.

  ž 
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.

Makna : Al-Kautsar
Anas bin Malik mengatakan bahwa kami berada di sekeliling Rasul, tiba-tiba Beliau terlena sebentar kemudian Beliau mengangkat kepala dan bersabda,’Diturunkan kepadaku tadi satu surah’. Lalu Beliau membaca surah al Kautsar dan bersabda,’Tahukah kalian apa al Kautsar?. Kami menjawab,’Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. Lalu Beliau melanjutkan,’Ia adalah sungai yang dijanjikan Tuhan kepadaku. Disana terdapat banyak kebajikan. Ia adalah telaga yang banyak didatangi (untuk diminum) ummatku pada hari kiamat’ (HR.Muslim).

Berdasar hadits ini mayoritas ulama mengatakan bahwa surat ini diturunkan di Madinah, karena Anas bin Malik baru masuk Islam pada masa awal hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah.

Abtar : Terputus
Orang Kafir mengatakan bahwa Rasulullah “abtar” Pendapat ini berdasar pada pernyataan Ibnu Abbas, ketika disampaikan pendapat yang menyatakan bahwa al kautsar adalah sungai di surga, beliau menjawab,’ Itu sebagian dari al kautsar yang dijanjikan Allah kepada Nabi-Nya’ (M.Qurays Syihab). Artinya jika sungai di surga merupakan sebagian dari al Kautsar yang dijanjikan Allah kepada NabiNya, berarti masih banyak lagi al kautsar-al kautsar lainnya. Oleh sebab itu ada ulama yang mengartikan al kautsar dikembalikan kepada makna harfiyah kata ini yaitu banyak, banyak dalam hal kualitas ataupun kuantitasnya.
Walaupun kata al Kautsar pada konteks surat al Kautsar ditujukan kepada Rasulullah saw (karena menggunakan kata ganti ka/kamu), namun tidak berlebihan kiranya jika kita juga berharap untuk memperolehnya. Apalagi jika dikaitkan dengan makna al kautsar yang dapat bermakna sangat luas sesuai dengan makna harfiyah kata.


KAJIAN HUKUM :
Para imam madzhab sepakat bahwa udhiyyah (penyembelihan hewan qurban) disyariatkan dalam Islam. Namun mereka berbeda pendapat apakah qurban itu hukumnya wajib ataukah sunnah?
Maliki
Syafi’i
Hambali
Hanafi
Sunnah Mu’akkad
Wajib ; bila memiliki harta 1 nisab
Waktu dan Kesehatan Qurban
Menurut pendapat Syafi’i dan Hanafi sudah boleh melakukan penyembelihan qurban sejak terbit fajar sampai hari tasyriq ke dua.
Maliki dan Hambali berpendapat setelah shalat dan khutbah, karena termasuk dalam rangkaian syarat sah penyembelihan qurban sampai hari tasyriq ke dua.
Ibn Sirin berpendapat: tidak boleh menyembelih qurban kecuali pada siang hari raya. Sednagkan An-Nakha’i membolehkan menyembelih binatang qurban sampai pada akhir bulan Dzulhijjah.
Syarat binatang Qurban harus sehat dan muda namun bila ditemukan cacat tetap diperbolehkan, kecuali Hanafidan. Asalkan tidak kudisan, patah tanduk, terpotong kuping/ekor dan buta.
Disunnahkan membaca: “AllaaHumma Haadzaa minka wa laka fataqabbal minnii (Ya Allah, sesungguhnya ini adalah dari-Mu dan untuk-Mu, maka terimalah persembahanku ini).” Namun bagi Hanfi makruh.
Memakan daging Qurban boleh, menurut qaul jadid Syafi’i adalah sepertiganya dimakan, serpertiganya dihadiahkan, dan sepertiga sisanya disedekahkan. Sebagian ulama berpendapat: yang lebih baik adalah disedekahkan semuanya, kecuali beberapa suap untuk mengambil berkah. Namun qurban nadzar tidak boleh memakan dagingnya sedikitpun, demikian menurut kesepakatan para imam madzhab.
Menjual daging/kulit qurban tidak boleh, tetapi sebagian Hanafiyah dan An-Bakhai membolehkan.
Kuantitas binatang qurban unta/sapi dan sejenisnya cukup untuk tujuh orang, sedangkan kambing satu orang menurut ulama mazahib, namun menurut Ishaq bin Rahawaih boleh untuk sepuluh orang.
AQIQAH
1.      Menurut Maliki dan Syafi’i, ‘aqiqah itu disyari’atkan.
2.      Hanafi: ‘aqiqah dibolehkan, dan saya tidak berpendapat bahwa hal itu adalah sunnah.
3.      Hambali diperoleh dua riwayat. Pertama yang masyhur yaitu disunnahkan. Kedua, yang dipilih oleh sebagian ulama pengikutya: wajib hukumnya. Menurut pendapat al-Hasan dan Dawud, ‘aqiqah adalah wajib.
Aqiqah untuk anak laki-laki adalah dua ekor kambing. Sedangkan untuk anak perempuan adalah satu ekor kambing. Maliki berpendapat: untuk anak laki-laki atau anak perempuan ‘aqiqahnya sama saja, yaitu seekor kambing.
Aqiqah tersebut disembelih pada hari ketujuh dari kelahiran anak. Demikian menurut kesepakatan para imam madzhab.

UPGRAD KURIKULUM 2013



Oleh : Muslimin, S.ThI., M.PdI.

Apa yang disebut kurikulum? Kurikulum ialah program untuk mencapai tujuan.
Tujuan orang  belajar agama (PAI dan Budi Pekerti) agar dapat menjadikan hamba Allah yang beriman dan beramal saleh. Seseorang dikatakan beriman bila ucapan, perbuatan, dan hatinya seirama, ketiga-tiganya tidak dapat dipisahkan, umpama seseorang mengaku beriman kepada kitab-kitab Allah, baik secara lisan maupun kemantapan didalam hati, tetapi siang dan malamnya tanpa dilalui dengan bacaan Al-Quran!? Seseorang yang sudah membaca Al-Quran tidak hanya berhenti sampai pada bacaan saja, tetapi perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, penerapan dalam kehidupan sehari-hari itulah yang disebut amal saleh.
Tujuan belajar Seni Budaya dan Prakarya (SBK) adalah memahami keindahan-keindahan dan interpreneuorship, sehingga anak memahami tentang keindahan dan mampu berdiri diatas kaki sendiri, karena sudah terlalu banyak pengemis dijalanan dan pengemis dikantoran, menurut Bang Iwan “tikus-tikus kantor” yang kita saksikan disetiap sudut lampu merah, perumahan, masjid-masjid, dan di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Khusus untuk di KPK itu banyak pengemis kantoran. Maka sudah saatnya kita tidak berlebihan memanjakan anak, karena nanti mereka berpikir dan berbuat instan.
Tujuan belajar Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan (Penjasorkes) siswa dapat memahami akan kepentingan hidup sehat, hidup sehat secara jasmani tidak akan didapati tanpa olah raga. Olahragawan yang baik adalah olahragawan yang juga memahami nilai-nilai yang ada dalam gerakan olah raga. Jangan sampai anak bermain futsal hanya tahu berapa skor yang telah digolkan, bukan nilai-nilai sportivitas, kebersamaan, mental juara dan lain-lain, padahal disamping skor gol, nilai-nilai tersebut tidak kalah penting.
Tujuan belajar Tematik Integratif adalah untuk memberikan pemahaman kepada anak dengan lengkap tidak persial, alias berdiri sendiri. Seperti tema “Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri” Sebagai contoh; biasanya selalu ada saja siswa itu izin keluar ke Toilet, Pak! Permisi mau pipis. Ya, silahkan jangan lupa pakai alas kaki ya nak! Izin pipis ke Toilet itu bisa menjadi materi bahan ajar. Coba nak tadi pipiskan, ada berapa ruang toiletnya? Ini masuk kajian matematika. Tadi pipisnya disiram tidak nak!? Siram pak, bagus…coba kalau orang pipis tidak disiram banyak tidak kumannya? Nah…ini masuk dalam kajian IPA. Anak-anak tau tidak manfaatnya kalau pipis toiletnya harus di siram? Apa coba? Agar bersih pak! Nah..bersih itu masuk dalam kajian IPS. Materi ini bisa kita kembangkan dan pareasikan dengan nilai-nilai positif lainnya.
Mau tau tidak kenapa Kurikulum 2013 muncul?
ü Karena selama ini para guru hanya mampu “copy pasti”, sudah bukan copy paste lagi. Kurikulum 2013 tidak menciftakan guru administratif, tetapi guru kreatif.
ü Penilaian hanya lebih pada penilaian kognitif untuk pelajaran agama, Olah raga hanya penilaian psikomotor, SBK hanya penilaian produk, semua pelajaran lemah pada penilaian afektif, dan kurikulum 2013 mulai dari ranah afekti, baru ranah kognitif dan psikomor. Dalam bahasa agama anak dijadikan benar dulu baru cerdas dan kuat.
ü Supervisi hanya dilakukan oleh supervisor pada benda mati [perangkat pembelajaran] saja bukan pada peningkatan potensi dan wawasan guru. Lebih parah lagi kalau supervisor hanya ingin mendapatkan tanda tangan sebagai bukti kalau ia telah melakukan supervisi. Inilah sekelumit dasar munculnya kurikulum 2013.
Prinsip kurikulum 2013 perlu mendapat dukungan, walaupun banyak yang pro dan kontra, wajar karena dinamika, tetapi perlu dibarangi oleh niat baik, bukan niat proyek. Dan yang terpenting jangan sampai anak-anak hanya menjadi tumbal dari ke-egoisan para pemangku jabatan.
Saran mendesak untuk perbaikan kurikulum 2013, Karena pusat pendidikan ada pada guru, maka berikan kesempatan dan anggaran yang luas dan besar untuk meningkatkan potensi dan kompotensi guru. Sehingga 20 tahun kedepan Indonesia betul-betul menjadi Negara yang bermartabat, adil, damai, dan sejahterah.
Ingat tulisan ini baru mengulas satu pertanyaan, temukan pertanyaa-pertanyaan lainnya pada edisi majalah SDI Az-Zahrah berikutnya. Wallahu a’lam.